Minggu, 22 Maret 2009

KEGIATAN MUSEUM LAMPUNG

Museum Lampung Masuk ke 150 Desa

Bandar Lampung, Kompas - Museum Lampung berencana untuk masuk ke 150 desa di tujuh kabupaten di Lampung dan berpameran mulai Februari 2008. Selain untuk memperkenalkan koleksi museum, upaya tersebut juga dilakukan untuk menggali dan melestarikan kekayaan cagar budaya Lampung.

Kepala Museum Lampung Pulung Swandaru, Kamis (10/1), mengatakan, museum masuk ke desa merupakan upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa museum bukan hanya merupakan gudang koleksi benda-benda bersejarah atau benda-benda cagar budaya, tetapi juga tempat untuk memperkenalkan dan mengenal budaya Lampung yang sesungguhnya.

Menurut Pulung, petugas museum akan menggelar beberapa koleksi museum sehingga masyarakat tidak saja mengenal benda- benda cagar budaya Lampung, tetapi juga tergerak untuk mengeluarkan koleksi-koleksi benda-benda cagar budaya milik desa adat yang selama ini disimpan secara pribadi.

"Saat masuk ke desa dan berpameran, kami juga ingin menggali potensi benda cagar budaya yang belum terekspos," kata Pulung. Pihak museum berharap bisa mendata dan mendapat izin untuk menyimpan atau membuat replika benda-benda cagar budaya untuk pelestarian.

Dari catatan Museum Lampung, saat ini terdapat lebih dari 5.000 koleksi benda-benda cagar budaya Lampung. Koleksi itu berupa benda-benda keramik; naskah-naskah kuno dari daun lontar; benda-benda tekstil; alat-alat rumah tangga; senjata seperti keris, tombak, dan samurai; hingga benda-benda arkeologi.

Selain koleksi tersebut, diperkirakan sampai saat ini banyak benda cagar budaya yang masih disimpan masyarakat di pedesaan berpenduduk suku Lampung asli.

KEGIATAN MUSEUM LAMPUNG

Museum Lampung Masuk ke 150 Desa

Bandar Lampung, Kompas - Museum Lampung berencana untuk masuk ke 150 desa di tujuh kabupaten di Lampung dan berpameran mulai Februari 2008. Selain untuk memperkenalkan koleksi museum, upaya tersebut juga dilakukan untuk menggali dan melestarikan kekayaan cagar budaya Lampung.

Kepala Museum Lampung Pulung Swandaru, Kamis (10/1), mengatakan, museum masuk ke desa merupakan upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa museum bukan hanya merupakan gudang koleksi benda-benda bersejarah atau benda-benda cagar budaya, tetapi juga tempat untuk memperkenalkan dan mengenal budaya Lampung yang sesungguhnya.

Menurut Pulung, petugas museum akan menggelar beberapa koleksi museum sehingga masyarakat tidak saja mengenal benda- benda cagar budaya Lampung, tetapi juga tergerak untuk mengeluarkan koleksi-koleksi benda-benda cagar budaya milik desa adat yang selama ini disimpan secara pribadi.

"Saat masuk ke desa dan berpameran, kami juga ingin menggali potensi benda cagar budaya yang belum terekspos," kata Pulung. Pihak museum berharap bisa mendata dan mendapat izin untuk menyimpan atau membuat replika benda-benda cagar budaya untuk pelestarian.

Dari catatan Museum Lampung, saat ini terdapat lebih dari 5.000 koleksi benda-benda cagar budaya Lampung. Koleksi itu berupa benda-benda keramik; naskah-naskah kuno dari daun lontar; benda-benda tekstil; alat-alat rumah tangga; senjata seperti keris, tombak, dan samurai; hingga benda-benda arkeologi.

Selain koleksi tersebut, diperkirakan sampai saat ini banyak benda cagar budaya yang masih disimpan masyarakat di pedesaan berpenduduk suku Lampung asli.

Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Museum

Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Museum

adalah melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, standar, norma, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang permuseuman.

Dalam melaksanakan tugas Direktorat Museum menyelenggarakan fungsi :

  1. Pelaksanaan dan penyiapan bahan rumusan kebijakan di bidang permuseuman;
  2. Perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang registrasi, pengamanan dan pengendalian, pemeliharan dan perawatan, serta penyajian dan kerja sama permuseuman;
  3. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang registrasi, pengamanan dan pengendalian, pemeliharan dan perawatan, serta penyajian dan kerja sama permuseuman.

Museum Negeri Provinsi Lampung

Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai" PDF Print E-mail

Latar Belakang

Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai" mulai dirintis pada tahun anggaran 1975/1976 sejak saat itu pembangunan fisik terus dilaksanakan di areal tanah seluas 17 .010 m2 yang berlokasi di Jalan Hi 2 A Pagar Alam No. 64 Gedung Meneng, Bandar Lampung. Bersamaan dengan peringatan Hari Aksara Internasional yang dipusatkan di Bandar Lampung pada tanggal 24 September 1988. Museum Negeri Provinsi Lampung diresmikan oleh Prof. Dr. Fuad Hasan.

Memasuki era otonomi daerah berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Lampung Nomor 03 tahun 2001, status Museum Lampung beralih menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang berada di bawah Dinas Pendidikan.

UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai" merupakan museum umum, untuk itu klasifikasi koleksi Museum Lampung terdiri dari 10 jenis koleksi yaitu : Biologika, Geologika, Keramologika, Filologika, Historika, Numismatika dan Heraldika, Etnografika, Seni Rupa serta Teknologika sampai pertengahan tahun 2008 berjumlah 4.588 buah.

Salah satu jenis koleksi yang berkaitan dengan Kebudayaan Lampung adalah koleksi etnografika, klasifikasi koleksi jenis ini meliputi semua benda yang cara pembuatan dan pemakaiannya memperlihatkan ciri khas etnis tertentu.

Lokasi Museum

Jl. Zainal Arifin Pagar Alam No. 64

Telepon : 0721 - 783688

Faksimile : 0721 - 701164

Kelurahan : Gedung Meneng

Kecamatan : Rajabasa

Kabupaten : Bandar Lampung, Lampung

Peta Lokasi Museum

Peta Lokasi

Transportasi

Jarak Tempuh : - dari Bandara ke museum : 20 Km

- dari Pelabuhan ke museum : 90 Km

- dari Terminal ke museum : 0,7 Km

- dari Stasiun ke museum : 5 Km

Koleksi

Koleksi Museum Negeri Lampung terdiri dari : koleksi geologika, biologika, ethnografika, arkeologika, Historika, numismatika, filologika, keramologikkka, seni rupa, teknologika.

Jadwal Kunjung Museum

Senin - Kamis : 08.00 - 13.30 WIB

Jum' at : 08.00 - 10.30 WIB

Sabtu : 08.00 - 14.00 WIB

Minggu : 08.00 - 14.00 WIB

Hari-hari libur nasional, Museum tutup

Harga Tiket Masuk

Perda Provinsi Lampung No. 6 tahun 2002 tanggal 20 Februari 2002.

Anak-anak perorangan : Rp. 5.00,-

Dewasa perorangan : Rp. 1.500,-

Rombongan Anak-anak : Rp. 250,-

Rombongan Dewasa : Rp. 750,-

Fasilitas Museum

Luas Tanah/Luas Bangunan : 18.865 m2 / 4.713 m2

Terdiri dari : - Ruang Pameran Tetap

- Ruang Pameran Temporer

- Ruang Auditorium

- Ruang Perpustakaan

- Ruang Laboratorium/Konservasi

- Ruang Penyimpanan Koleksi

- Ruang Bengkel Preparasi

- Ruang Administrasi

- Ruang Audio Visual

- Musholla

- Toilet

Organisasi

Jumlah Pegawai Museum Negeri Provinsi Lampung berjumlah : 50 orang yang terdiri dari : - Tenaga Fungsional : 16 orang

- Tenaga Administrasi : 33 orang

- Tenaga Keamanan : 1 orang

Program Museum

Pameran Khusus, Pameran keliling, Museum Keliling, Seminar dan Penelitian, Bimbingan Keliling, Penerbitan.

MUSEUM LAMPUNG

Museum Lampung adalah salah satu tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat digunakan sebagai sarana pendidikan,penelitian dan rekreasi. Terletak dijalan Z.A Pagaralam 5 Kilometer disebelah utara pusat kota Tanjungkarang dan hanya 400 meter dari terminal bus Rajabasa.


Koleksi yang dapat dijumpai adalah benda-benda hasil karya seni, keramik dari negeri Siam dan China pada zaman Dinasti Ming, stempel dan mata uang kuno pada masa penjajahan Belanda dll. Koleksi-koleksi tersebut berjumlah 2.893 buah meliputi benda-benda Geologi, Belanda,Etnografi,Arkeologis, dan lainnya.Museum Ruwa Jurai dibuka setiap hari kecuali Senin dan Hari-hari Besar.

Bola Besi Pembuka Lahan

Merupakan peralatan yang digunakan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Lampung Timur, Raman Utara dan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Seputih Banyak dan Seputih Raman tahun 1953-1956. Cara pengoperasiannya adalah dengan ditarik dua traktor untuk menumbangkan pohon dan semak di areal tanah yang datar. Bola besi kini menjadi koleksi Museum Lampung.